BoBe - Membangun Peradaban melalui Tulisan

Source: Google

Tradisi tulis menulis merupakan tradisi Qur’ani. Setiap kali Nabi Muhammad SAW menerima wahyu beliau memerintahkan kepada para sahabatnya untuk menuliskan wahyu. Menulis juga merupakan tradisi para ulama dan cendikiawan muslim. Sahabat Ali bin Abi Tholib RA pernah berkata “Ikatlah ilmu dengan menulisnya”, hal ini menunjukkkan bahwa pentingnya menuangkan ilmu dalam bentuk tulisan seperi buku dan lainnya. Kita bisa merasakan manisnya Iman dan Indah Islam itu karena Al-Qur’an dan Hadits telah direkam dalam bentuk tulisan, seandainya Al-Qur’an dan Hadits itu tidak terekam dalam bentuk tulisan, maka sudah barang tentu kita akan mengalami kesulitan dalam memahami Agama yang Rahmatan Lil’alaimin ini (Islam).

Allah SWT berfirman “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan. Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah.Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”.

Surah Al-Alaq ayat 1-5 merupakan wahyu pertama yang Allah turunkan kepada Nabi Muhammad Saw, hal ini menandakan bahwa peradaban dunia dibangun atas dasar perantaraan bacaan dan tulisan, melalui membaca dan tulisan kita bisa mengetahui berbagai hal dan mencipatakan berbagai hal pula (The Power of Iqro’). Seorang Orientalis ternama yakni Johanes Perderson dalam Bukunya The Arabic Book (1984) mengemukakan “jarang ada kebudayaan lain dimana dunia tulis menulis memainkan peranan yang begitu penting seperti peradaban islam”. Ketekunan para ilmuwan Muslim masa lalu dalam tulis menulis menyebabkan agama islam tersebar tidak saja di Jazirah Arab, tetapi telah mencapai dataran dunia lainnya. Banyak buku-buku karangan ilmuwan muslim yang menjadi rujukan standar dalam perkuliahan di universitas-universitas besar di dunia. Seperti karangan Ibnu Sina, Ibnu Rusyd, Ibnu Khaldun, Al- Kindi, dll. Mereka adalah cendikiawan muslim yang berhasil menemukan penemuan-penemuan yang paling berlian dan berkontribusi besar terhadap kemajuan dunia saat ini.

Ilmu yang hanya disimpan dalam memori otak, tanpa menulisnya akan berakhir/hilang setelah kematian sang pemilik ilmu itu. Tapi jika ilmu itu diikat dengan menulisnya kedalam bentuk karya tulisan, meskipun pemilik ilmu itu sudah tiada, ilmu itu akan tetap bermanfaat dan menjadi amal jariyah bagi pemiliknya. Ketika masih menjadi mahasiswa dan aktif organisasi ada seminar yang amat berkesan yang Aku ikut pada waktu itu yakni seminar “Bedah Cinta, Dakwah dan Ukhuwah” bersama Salim A. Fillah yang diselengarakan Oleh BKM KAMMDA Bengkulu dan Kohati HMI Bengkulu, ada seorang audien yang menanyakan apa motivasi anda menjadi penulis?. Salim menjawab: “jika gajah meninggal ia meninggalkan gadingnya dan jika manusia meninggal ia meninggalkan amal jariyahnya”. Ringakasnya Salim mengatakan jika ia meninggal ia ingin ada sesuatu yang menjadi amal jariyahnya yang akan terus mengalir meskipun ia telah tiada yaitu tulisannya. Karena tulisan yang baik dan berkualitas akan selalu menjadi bahan bacaan yang tidak akan terhalangi/terbatasi oleh sekat waktu dan tempat.

Menjadi  seorang penulis yang menghasilkan tulisan berkualitas dan disertai nilai-nilai Dakwah didalamnya tentulah tidak mudah. Sangat diperlukan sebuah wadah atau tempat di mana kita bisa menggali, mengembangkan dan melatih diri untuk menjadi seorang penulis. Blogger Bengkulu (Bobe) sekiranya adalah sebuah wadah sangat tetap sekali untuk kita mengembangkan potensi diri untuk menjadi seorang penulis. Tak menjadi masalah jika kita adalah penulis pemula atau lebih tepat bukan penulis profesional yang telah membukukan tulisan, karena di BoBe sangat banyak penulis Profesional yang telah menerbitkan buku Salah satunya Ketua Bobe yakni Mbk Mildaini. Kita bisa belajar banyak dari mereka bagaimana cara menjadi penulis yang baik, sehingga pesan yang ingin kita sampaikan kepada pembaca bisa tersampaikan.  Member BoBe beragam terdiri dari Pelajar, Mahasiswa, Penulis, Dosen, Guru, PNS, Pegawai BUMN & Swasta, Pebisnis, Sampai IRT. Selain itu BoBe juga punya banyak kegiatan Mulai dari cara membuat dan menulis di Blog,  Video,  Foto,  sampai Kopdar dengan pengiat UMKM dan pengusaha kopi Disperindag, dll.

Source: Blogger Bengkulu

Aku member baru di BoBe pertama kali gabung saat kopdar BoBe ke IX tanggal 30 April di Pemprov. Dari sana aku mengenal banyak Blogger kece dari Bengkulu. Selain menjadi komunitas untuk mengumpulkan teman-teman yang hobi ngeblog, Blogger Bengkulu ini juga hadir untuk promosi dan mendukung pembangunan Bengkulu. Misalnya saja nih saat kopdar ke IX saat itu blogger Bengkulu berkesempatan untuk mereview tentang produk-produk UKM yang ada di Bengkulu agar dapat dikenal oleh masyarakat luas melalui media Blog.

Source: Blogger Bengkulu

Pesan dan Kesan yang di dapat saat bergabung di Blogger Bengkulu (BoBe) yakni menjadi seorang Blogger tidaklah sulit yang terpenting adalah kita punya semangat memulai dan semangat berbagi melalui tulisan. Ada kata-kata bijak entah siapa penuturnya "Tak ada resep yang lebih baik menjadi penulis, kecuali dengan menulis sekarang juga. Penulis yang berbakat gagal menemukan banyak alasan untuk tidak memulai tulisannya. Sementara orang-orang  yang berbakat sukses, selalu menemukan energi setiap kali gagal. Seringkali yang membuat pena terhenti menuangkan kata adalah keinginan untuk melahirkan tulisan yang banyak disanjung orang. Sementara yang memecah kebuntuan adalah sikap apa adanya dalam menuturkan kebenaran." Semoga BoBe bisa membangun peradaban melalui tulisan.

Tulisan ini dibuat untuk menjawab tantangan dari Blogger Bengkulu untuk #nulisserempak tentang #AkuBloggerBengkulu

Share on Facebook

Share on Twitter

Share on Google+

Share on LinkedIn

Subscribe to receive free email updates: